Sabtu, 11 Mei 2013

Saat Takdir Berbicara


Yups… pagi ini bener-bener cerah banget, mungkin semua hal yang menyenangkan bisa terjadi pagi ini, lebih tepatnya, minggu pagi ini. Aku melihat keluar jendela, pas banget, ada Nea teman ku semasa SMP lewat. Dia sedang jalan-jalan menikmati udara pagi ini. Ini bener-bener kesempatan langka yang pernah aku lihat, semenjak aku kembali kesini lagi, mulai beberapa minggu lalu.
“Neeaaa…” panggilku dari jendela kamar dengan sangat lantang, hingga tetangga sebelah aja sampai menegurku.
“Iyyaa,, heii Farraa !!” sahut Nea dengan tak kalah lantang denganku.
“Tunggu.. aku ikuuutt…”
“Ayookk… cepetan Raa !!”

“A’oow…” sapa ku pada Nea dan adeknya.
“Tumben Ra, kamu udah bangun…biasanya kan bangun sore noh..”
“Kamu ngejek kebangetan bener dah,”
“Hahahaa… it’s okay, forgive me.. hehehee.”
“Aku baru bangun tadi, buka jendela, ternyata ada kamuu.. ya udah aku langsung nyolot ke luar kamar aja ini tadi.”
“Berarti belom nyolot ke kamar mandi dong kamu.”
“Ya belum, sapa bilang udah. Sekali ini aja lahh, hehe.. aku bener-bener kangen tau suasana pagi disini, dan pastinya kangen juga sama kamu shobat ku yang paling gilaak..”
“Whatever dahh…ayok lari.”
“Sapa takuuut.. ayookk..”
Setelah beberapa jam berlalu, ternyata matahari udah muncul. Gak terasa banget kalo’ udah jam 9 pagi. Ternyata lama juga waktu ku sama Nea buat maen-maen hari ini. Tapi aku puas banget bisa ketawa-ketawa lagi kayak Fara yang dulu.
Baru kemarin aku menapakkan kaki ku di tempat ini lagi, yang sebelumnya aku pernah meninggalkan tempat ini untuk beberapa waktu lama, entah berapa lama. Rasanya aku tak mengerti apa yang aku rasakan sekarang, entah senang, sedih, atau apa?, aku nggak ngerti sama sekali.
Okay, mungkin aku hanya terlalu kangen sama tempat ini, jadi kayak orang bingung deh aku disini. Baru beberapa saat setelah aku keluar dari kamar mandi, aku merasa ada yang berbeda dengan kehidupan keluargaku disini. Ibu sama Ayah emang lagi sibuk urusin masalah kuliah kakak di luar kota, tapi aku disini kesepian, gak ada siapa-siapa disini, aku cuma sendirian.
“kriiing..” telefon bunyi tuh kayaknya. Aku cepet-cepet angkat telefonnya, ternyata ibu yang telefon.
“Ra, cepet siap-siap, ibu mau pulang sekarang, hari ini check up di rumah sakit lho kamu harusnya.”
“Yaelah bu, padahal seminggu lalu kan udah ke rumah sakit, waktu belum pulang kesini. Masak sekarang harus ke rumah sakit lagi ?”
“Iya sayang, cuma hari ini aja deh, abis itu udah enggak, kamu kan masih sakit, mangkanya kamu ibu ajak balik kesini lagi, karena ibu itu nggak mau kamu sakit terus kalo’ disana.”
“Iya bu, aku nurut aja deh..”
“Gitu dong.. tunggu ibu dating, bentar lagi ibu jemput kamu.”
***
Aku enggak tau aku sakit apaan, yang aku tau, dari kecil aku memang sudah sangat lemah dan sering sakit, walaupu sakitnya enggak berat, tapi selalu sakit. Memang sudah menjadi takdir aku mungkin.
Dan setelah aku pulang dari rumah sakit, aku udah merasa sehat dan fine aja. Tapi ibu bilang, untuk seminggu ini, harus check up tiap 2 hari sekali. Padahal aku harus masuk ke sekolah ku yang baru besok. Tapi kata ibu, aku baru masuk ke sekolah yang baru itu hari selasa aja.
***
Hari pertama menginjakkan kaki di sekolah baru, aku sudah merasa senang banget. Senengnya enggak bisa di ungkapin lagi deh. Saking senangnya, aku sampek enggak mau pulang lebih awal dari sekolah buat check up. So, aku nikmati aja hari pertamaku disini.
“Haii.. anak baru ya..?” Tanya seorang kakak kelas cowok padaku.
“Iya,” jawabku singkat, dengan tersenyum.
“I like you..” ucapnya dengan berlalu. Walaupun cuma beberapa kata terucap, tapi itu semua terucap dengan jelas. Aku nggak ngomong apa-apa lagi, hanya diam dan bingung.
Saat di sekolah, aku benar-benar seneng banget, entah kenapa. Aku rasa semua ini terlalu ajaib buat aku. Teman-teman baruku yang sangat baik dan unik-unik, guru-guru yang sangat senang menerima aku disini, kakak-kakak kelas yang lucu-lucu juga menambah kegembiraan hari ini. Terima kasih semua..
***
Baru hitungan hari aku bersekolah disini, dan beberapa hari ini aku tidak check up ke rumah sakit seperti apa yang disarankan dokter. Aku sangat menyayangkan moment-moment berharga di awal aku masuk sekolah ini. So, aku selalu masuk sekolah saja tanpa harus ke rumah sakit segala.
Tapi, aku gak tau apa yang aku rasakan hari ini, semua terlihat kabur. Di kelas, aku sudah tak tahan lagi, kepalaku sangat pusing. Akhirnya salah satu temanku mengantarkan aku ke wali kelas dan hingga akhirnya ibu menjemputku ke sekolah untuk izin pulang lebih awal.
“Aduh Raa.. di bilangin harus ke rumah sakit tiap 2 hari sekali aja gak mau, gini kan akibatnya, besok gak usah masuk sekolah. Besok ke rumah sakit ya buat check up.” Nasehat ibu.
“Iya bu.” Jawabku singkat.
Padahal aku sangat ingin masuk sekolah. Rasanya gak enak banget kalo’ harus ninggalin sekolahan. Tapi ya terpaksa deh, kali ini aku nurut apa kata ibu lahh.
***beberapa bulan kemudian***

Aku sudah merasa baikan sekarang, sudah lama aku tidak ke rumah sakit untuk check up. Aku sudah fine sekang, aku seneng banget deh. Dan hari ini, sepertinya ada yang aneh denganku, aku merasa enggak enak aja, dan aku merasa ada yang aneh hari ini.
Mungkin ini hanya firasat aku saja. Nah, sudah waktunya pulang, bel sudah berbunyi. Karena perasaanku ada yang enggak enak dan sepertinya ada yang mengganjal dan ganjil, tapi aku enggak tau apa. Akhirnya aku pulang dengan terburu-buru.
Aku shock, aku gak percaya apa yang aku lihat di jalan. Aku pasti salah lihat, aku pasti salah orang. Kakak kelas yang beberapa bulan lalu ngomong ‘I like you’ ke aku, hari ini pulang bareng sama kakak kelasku cewek. Aku nggak nyangka. Bener-bener enggak nyangka.
Dan setelah aku lihat dengan seksama, dia benar-benar kakak kelasku yang dulu pernah member aku kesan pertama yang cukup indah. Tapi hari ini aku bener-bener sebel sama dia, ini namanya php. Terima atau enggak terima, aku harus menerima semua ini, aku benci melihat semua ini. Aku benci sama hari ini. Aku benciiii…
Sampai di rumah, hanya ada satu kata untuk diriku, drop. Aku nggak ngerti sama apa yang aku sedang rasain sekarang. Aku bener-bener enggak ngerti sama sekali, apakah aku marah ?, ataukah aku sedih?..
“Ra, kamu kenapa sayang?, dari pulang sekolah kok di kamar terus?” Tanya ibuku lembut sambil membuka pintu kamarku.
“Enggak kenapa-kenapa Bu, males aja..” jawabku cuek.
“Sakit ya?”
“Enggak..”
Lalu ibu meninggalkan aku lagi, mungkin ibu ngerti apa yang sedang ada dalam fikiran aku sekarang.
***
Pagi ini aku harus ke rumah sakit lagi, karena aku drop gara-gara kejadian yang aku lihat kemarin. Segitu bodohnya aku, hanya gara-gara hal itu saja sampek harus ke rumah sakit lagi. Mulai sekarang aku harus bisa cuek sama semua masalah seperti aku cuek sama orang yang enggak aku kenal.
Aku pasti bisa, kalo’ masalah ini terus terulang, aku pasti akan sering ke rumah sakit lagi. Aku nggak mau hal ini terjadi, aku pasti bisa. Aku enggak mau dianggap sebagai cewek lemah.
Mulai hari ini, aku akan jadi Fara yang kuat dan gak lemah. Kejadian ini udah memberi aku kekuatan untuk menjalani hari-hariku yang akan datang. Aku yakin, semua kejadian dan semua masalah hanya bertujuan untuk memberi pelajaran dan hikmah bagi seseorang.
Aku akan berusaha menjadi crayon untuk kanvas kehidupan aku sendiri. Aku enggak akan menerima crayon orang lain sepenuhnya untuk mengisi kanvasku. Namun, aku akan dengan senang hati menjadi crayon untuk kanvas orang lain yang memang membutuhkan warna dalam kehidupannya.
Selagi aku masih bisa, selagi Allah masih mengizinkan aku untuk mewarnai kehidupan orang lain, aku akan lakukan itu. Meski kehidupan aku sendiri tergores oleh orang lain, aku gak pernah menyalahkannya. Ini semua takdir. Jangan pernah salahkan takdir, jalani semua dengan hati ikhlas. Dan yakinlah, kita pasti bisa !!



By :
UER

0 komentar:

© Schreiben | Powered by Blogger